Antara Paradigma dan Talenta
Ketika ada seorang kawan yang minta pendapat perihal usaha apa yang dapat memberikan pemasukan harian, hingga terkait perihal permodalan yang menjadi ganjalan serta kendala.
Tentu saja saya akan dengan senang hati memberikan input-input yang kiranya bermanfaat, dan gambaran mengenai peluang usaha tersebut sepengetahuan saya. disertai prospeknya. Langkah-langkah kecil mengawali debut usaha sebagai newcomer di dunia wirausaha.
Namun alangkah tertohoknya saya jika seseorang tersebut sudah berbicara bahwasannya "Ini Bukan Fashion Saya". Saya hanya bisa Speecless, karena saya sudah tak tahu lagi harus menjelaskan apa.
Jikalau sudah begitu saya hanya bisa angkat bahu serta kedua langan saya seraya berujar "I have no idea... It is up to you, thats it.".
Banyak orang menganggap untuk memulai usaha itu harus berlandaskan fashion, dan belum dicoba atau belum dimulai sudah bilang tidak punya talenta wirausaha/berniaga.
Mengutip perkataan Om Bob Sadino ( Pengusaha Ternama ) yang sangat eksentrik itu.
"Berhentilah membuat rencana, Â MELANGKAHLAH", sebab terlalu banyak membuat perencanaan endingnya tidak jadi.
Untuk memulai suatu usaha dibutuhkan tidakan nyata ( realisasi ), jika tidak pernah diwujudkan bagaimana mungkin usaha tersebut dapat berdiri, That's Impossibe.
Ditambah lagi sikap yang maju-mundur cenderung peragu, apa pun itu dibutuhkan kepastian dalam menentukan langkah. Jalani dan lakukan tidak bermain-main dalam satu keputusan yang telah diambil.
Sebab di usaha tersebutlah modal ditanam guna diolah dan diputar, jangan di awal usaha menginginkan ledakan Omset. Masih terlalu prematur berbicara perihal omset sedang product masih dalam taraf sosialisasi.
Sudah beruntung usaha dapat berjalan, meski perlahan-lahan, memutar modal menjadikan laba itu bukan perkara mudah. Serta menjaring costumer yang loyal itu diperlukan approach disertai sikap keramah-tamahan.
Sebab konsumen adalah raja yang harus diperlakukan dengan amat sangat baik. Dalam konteks selama ia dapat berlaku sopan kita pun jauh lebih sopan.
Buang paradigma bahwasannya untuk usaha itu dibutuhkan talenta, hanya dibutuhkan kemauan, keseriusan, serta fokus. Tiga cakupan hal mendasar tersebut itulah yang niscaya sebagai modal awal guna bergiat usaha atau pun mendirikan unit-unit usaha.
Tetap semangat kawan terjun ke dunia baru yakni dunia wirausaha, yang penuh hal tak terduga layaknya tengah menaiki roller coaster. Sukses niscaya menjadi milik para pekerja keras yang pantang menyerah. Dan berani mencoba hal-hal baru.
Jakarta, 07/10/2023
Salam Kompasiana
Hera Veronica Suherman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H