Ketika Janur Kuning Melengkung
Janur Kuning Melengkung
yang diletakan di ujung jalan tepatnya di pintu masuk, atau pun di mulut gang merupakan sebuah penanda. Bahwasannya seseorang tengah menyelenggarakan hajat.
Yakni resepsi pernikahan tengah digelar, perhelatan yang menjadi idaman kedua mempelai. Seiring janur kuning melambai. Namun kini nampaknya janur sudah teramat jarang ditemui.
Dan tak sedikit orang memilih alternatif mengganti janur sebagai penanda, stayrofoam berisi tempelan nama kedua mempelai, atau sekedar nama pasangan pengantin yang diprint out lantas di laminating.
Kendati demikian Janur terlihat jauh lebih unggul dan memiliki nilai Estetika lantaran bentuknya yang doyong seperti Umbul-umbul bermakna penyambutan, disertai aneka rupa motif hiasan seni melipat janur hasil anyam tangan-tangan terampil.
Dari para perangkainya yang memiliki cita rasa seni, piawai dan telaten disamping mempunyai teknik tertentu menganyam tiap-tiap helai daun kelapa muda. Kian menambah keindahan suatu perhelatan.
Janur yang terpancang di tepi jalan, memiliki kandungan filosofi adat istiadat serta budaya warisan leluhur di tanah moyang. Dan hal itu terdapat di tiga wilayah yakni Sunda, Jawa dan Bali. Ada pun rangkaiannya dapat ditemui di acara Kenduri.
Di Upacara Keagamaan, Perhelatan Akbar dan di Pesta Pernikahan, Janur hingga kini tak terganti tetap menjadi primadona kendati pemilik hajat harus merogoh kocek lebih dalam, guna mendapat rangkaian hiasan dekorasi pelaminan elok dipandang mata.
Janur yang terbuat dari helai daun kelapa muda, dirangkai dan dikombinasikan dengan aneka buah-buahan diletakan di sisi pelaminan pengantin. Keberadaannya dirasa kian langka saja.
Dan janur itu sendiri pun bukan hanya sekedar sebagai penanda adanya resepsi pernikahan, namun memiliki makna tersendiri, tentang harapan akan sebuah kelanggengan, kesejahteraan.
Merupakan sebuah symbol penyatuan kedua pasangan mempelai pria dan wanita, dalam satu ikatan tali pernikahan yang sakral. Mengayuh bahtera hingga menggapai daratan bahagia.
Seiring janji suci pernikahan langgeng hingga akhir hayat, arungi bahtera hidup bersama sarat dinamikanya. Mengayuh biduk rumah tangga dari Nol hingga memiliki keturunan demi sebuah regenerasi.
Jakarta, 15/9/2023
Salam Kompasiana
Hera Veronica Suherman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H