Wajah Kota di Kepalaku
Dari waktu ke waktu tetaplah sama
pencakar kuat tertancap seperti akar
tinggi menjulang seakan berlomba
mendaki atap langit serta berupaya
Menjangkau dan merobek wajah langit
menjadi sobekan perca terbang laksana
anai-anai menari di jagad semesta
dihempas angin menabuh kuat-kuat
Ujung knalpot tak ragu semburkan
peluru debu mencipta kelabu
selimuti beton-beton bermuka kaku
sekaku hati mengeras dan membatu
Lalu lintas nan gaduh memeluk riuh
simfoni kota serta orkestra jalanan
tak jemu senandungkan tembang
ketimpangan menyapa emperan
Kota di kepalaku tak pernah senyap
meski kesunyian acapkali menyelinap
sukar tuk lelap kendati kantuk kian kalap
memenjara pikir serta menyandera atma
H 3 R 4
Jakarta, 25/02/2023