Di Bawah Pohon Aksara Berjatuhan
Di ruang terbuka
di bawah pohon rindang
takada ruang kelas berdinding
terpajang figura Presiden dan Wakilnya
Hanya lantai tanah
ditumbuhi rumput dan ilalang
serta beberapa ekor semut rangrang
sesekali menggigit kaki-kaki nan telanjang
Lalu ke mana sepatu
alas kaki jadi barang mewah
lindungi tapak kaki polos sepolos
jiwa-jiwa tak ditunggangi beragam ingin
Takada lantai ubin kotak
bersih berkilap sebab seban hari
disapu penjaga sekolah nan merawat
kebersihan di setiap ruang-ruang kelas
Yang ada hanya
embus angin membawa
remah-remah debu kemudian rebah
di atas beberapa pasang meja kursi kayu
Sang Guru dan Muridnya
semua tampak serba sahaja
menggelar sekolah di alam terbuka
mentransfer nutrisi di ruas-ruas kepala
Aksara-aksara berjatuhan
layaknya buah sudah matang
di dahan pohon teramat rindang
dipungut dan dikupas dengan sebilah
Pisau nalar mengoyak
selaput buta aksara hingga
melek baca, tulis serta berhitung
mencabik kain bernama ketidaktahuan
Aksara-aksara dieja
kendati lidah terbata-bata
mengurai kata menguntai kalimat
melumat dan menelan bilir-bulir aksara
Hingga kenyang baca
ruang pikir tak lagi gelap gulita
yang ada terang benderang seputih
kapur tulis menggores papan tulis hitam
Sang Guru sahaja pun
siswa-siswinya tengah nikmati
dunia baru dipenuhi ragam ingintahu
menatap luas cakrawala ilmu dan serta
Menggali sumur-sumur
tak pernah kering kerontang
menyirami tunas-tunas muda yang
tengah bertumbuh menyerap ilmu bergizi
* ) Terima kasih Bapak dan Ibu Guru
    Jasamu sungguh tiada tara
H 3 R 4
Jakarta, 14/02/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H