Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Pasung Puisi Hingga Pucat Pasi

11 Januari 2023   16:59 Diperbarui: 11 Januari 2023   17:08 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Pasung Puisi Hingga Pucat Pasi

Mungkin puisi-puisiku basi
layaknya makanan yang tak dipanasi
di atas wajan hingga terasa kecut sekali

Tak mengapa aku tak ambil peduli
menulis larik-larik sekedar ikuti
kata nurani menuntun jemari

Barangkali diksi-diksiku terasa garing
bak kerupuk udang digoreng kering
terlalu lama terendam di minyak panas

Berbentuk agak kerinting
bahkan nyaris gosong
lagi-lagi bagiku tak mangapa

Masih dapat dicicipi serta dinikmati
setidaknya.oleh diriku sendiri
dengan gigitan dan patahan kriuknya

Mungkin puisi-puisiku pucat pasi
seperti wajah penderita sakit
yang tak dialiri merah darah

Maka biarlah pasi setidaknya
dalam pasi disuatu hari
pernah terlihat segar

Aku merdeka dalam merangkai kata
menjadi apa yang kuingini
dalam liar kepak sayap-sayap imaji

Aku gemar mendobrak tatanan yang ada
serta kaidah-kaidah Sastra
tak peduli suara-suara sumbang

Aku merdeka dalam meracik diksi
di atas kuali milikku sendiri
meski ramai ragam rasa

Berbeda tak harus sama
sebab rasa tak bisa dipaksa
masing-masing punya sendok takar

Dan kendati patah pena jiwa
maka akan kuserut kembali
hingga runcing tak tumpul lagi

Aku Merdeka merangkai aksara
hingga menjadi setangkai puisi
yang kutaruh di dalam Vas kaca rasa

H 3 R 4
Jakarta, 11/01/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun