Sedih Ibu Mengelupas Seringan Kapas
Bata merah dilumat asap
mencetak tebal jelaga
selimuti dinding telanjang
di remang cahaya
Aroma debu menguar
dari tungku tersumpal
potongan kayu bakar
tengah membakar
Menjerang pantat dangdang
tak mengerang jalang
menanti nasi tanak
tuk dimakan serempak
Mata Ibu pedih bukan kepalang
saban hari meniup bilah bambu
hidupkan tungku-tungku beku
hingga tersedak remah debu
Menelan getir sembari
lengannya menyortir
bebatuan kerikil dekil
di antara bulir-bulir harap
Esokkan masih ada beras pasi
tuk ditanak seraya membuka
tutup bakul beras ternyata
isinya telah tandas
Tak ayal sedihnya mengelupas
luruh seringan kapas
nelangsa terhempas
sorot mata ibu mendadak pias
H 3 R 4
Jakarta, 03/01/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H