Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Riuh di Keheningan Riak dalam Ketenangan

27 Desember 2022   12:44 Diperbarui: 27 Desember 2022   13:13 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riuh di Keheningan Riak dalam Ketenangan

Kataku
mengapa hidup dalam
sarang berandal
tempat bajingan tengik berkeliar

Katamu
di sini arusnya tenang
hanya saja terkadang
terjadi gelombang Tsunami

Mencipta CHAOS
dan baku hantam
adalah hal yang biasa
di dunia yang kelam

Sekedar bertahan hidup
di kehidupan jalanan yang keras
yang mana yang lemah
terinjak dan tertindas

Dengan tertawa kecut
dan sorot mata tajam
setajam badik seperti hendak
menguliti dan mencabik paras malam

Seraya memelintir batang cerutu
yang terjepit di sela jemari
lalu mensesapnya
dalam-dalam lantas dihembuskan

Masih kataku
kau suka dengan kehidupan
malam yang kelam
berisi jiwa-jiwa berkerak hitam

Dan nadi-nadi mengalir
deras darah hitam
di selembar langit malam
yang teramat pekat

Dan masih katamu
bukan perkara
suka ataupun tak suka
sekedar jalani saja

Ke mana arah langkah
kaki menuju dan membawa
sekedar ikuti Destiny
dan akhirnya terdampar di sini

Yang penting kuat pendirian
agar tak terseret arus
lantas hanyut jadi
seonggok sampah

Dan nikmati saja
riuh di keheningan
riak dalam ketenangan
ujarmu Diplomatis

Lantas kaubuang jauh
pandanganmu di sekeliling
menjerang pekat
dan aku terdiam tercekat

H 3 R 4
Jakarta, 27/12/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun