Kau dan Aku Menginjak Bara
Kota serupa bara terserak
di bawah telapak kaki kita
dan kita enggan beranjak
mengais remah-remah bara
dengan kedua biji mata kita
Kita berada diketinggian
menatap rakus cahaya
melumat bangunan yang ada
tubuh-tubuh keangkuhan
gemerlap intan baiduri pongah
Semua seakan menyepuh
buat sepotong nurani melepuh
di atas selembar langit menghitam
putih seakan diperam dalam-dalam
di atas bibir-bibir kelu nan bungkam
Dan kita seakan menginjak
bara menyala dan memerah
dengan satu ayunan langkah
namun bara tak kunjung padam
di altar malam semua terdiam
Ada serpihan bara di bola mata kita
yang akan terus menyala di antara
di bentang gelap gulita nan buta
seperti api cinta dan gelora asmara
meluluhkan dua hati kita tak bersisa
Aku rindu menjejak ketinggian
dan kau ajak menginjak bara
hingga kita berdua terkesima
di bawah sehelai langit menghitam
nikmati alunan gita cinta menghujam
H 3 R 4
Jakarta, 31/19/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H