Rindu Berbisik Lamunan Terusik
Dersik angin berbisik
mengusik lamunan panjang
perihal Jogja menyimpan segudang cerita
Rindu membuncah
tumpah ruah menggenangi
sudut mata basah sebasah jejak hujan
Silir semerbak aroma
rindu menuntun sukma tuk
pulang menjejak kotamu membawa
Kerinduan tertahan
memintal seutas kaharuan pada
setiap lekuk dan sudut pernah kuakrabi
Mengenang kisah klasik
seraya menyeret koper kenangan
di antara derap langkah-langkah lunglai
E L A N G . . Â aku pulang
bisikku lirih pada deru angin
lembut memagut buatku tersungut
Elusan tapak bayu seperti
menyambut hadirku di kotamu yang
pernah kutanam benih-benih pengharapan
Hingga tumbuh subur
di ladangan hati kemudian
hancur lebur luluh lantak sebab
Digeragoti oleh serbuan
hama kenyataan namun lacur
apa terjadi aku pergi jauh berlari lalu
Sembunyi benamkan
diri menyeka bulir permata bening
sejatinya tak pernah kering kerontang
Jogja hela nafas cintaku
H 3 R 4
Jakarta, 08/09/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H