Sekeping Doa yang Ku Amini
Khusuk pinta
di antara pejam mata
bibir bergetar kemudian berhambur
Kalimah-kalimah doa
amat lirih sayup-sayup sampai
syahdu mendayu di pelataran langit kelam
Helai nafas doa
jadi udara di lingkar semesta
kuhirup beri setangkup damai pada sukma
Bait-bait doa penuhi
selembar cakrawala harap lantas
mengetuk pintu langit tak pernah terkunci
Acap kali terbuka
meski raga berselimut tebal
daki dosa serta remah-remah debu nista
Sekeping malu merupa
gunduk batu ganduli nurani dan
serasa memberat langkah-langkah kaki
Namun doa sedianya
menghujam jiwa-jiwa kelam
menyentak pada secercah cahaya terang
Menuntun dari lorong
gelap gulita dengan lengan jiwa
yang meraba tertatih bahkan terjatuh
Hingga menghantarkan
pada titik kesadaran dan keinsyafan
pada doa-doa yang kuamini sendiri dalam hati
H 3 R 4
Jakarta, 06/09/2022