Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi

31 Agustus 2022   20:53 Diperbarui: 31 Agustus 2022   20:58 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi

Tahukah kau sepi serupa Belati
tajam menikam dan menguliti
seiris demi seiris buatmu meringis
menahan isak tangis memerah gerimis

Laksana tangkai mawar ditumbuhi duri
nyeri mencabik-cabik nurani
buatmu merintih pedih seraya
menjahit luka-luka seorang diri

Mampus kau dikoyak-koyak sepi
berkawan kepulan putih nan lesap
membentuk tarian asap
bawa terbang sukacita hingga lenyap

Asbak masihlah kosong
hanya berisi remah-remah debu
hasil bakar batang cerutu layaknya
kereta uap yang terus mengepul

Mampus kau dikoyak-koyak sepi
yang serupa belati berkarat
buatmu nyaris sekarat
di antara ribuan umpat

Asap meliuk sontak rasamu teraduk
dan kau pun jatuh terduduk
kesepian mengusap tengkuk
di antara remang bulu kuduk

Mampus Kau dikoyak-koyak sepi
menguar aroma stanggi
di waktu yang kerap harakiri
dan berkali kau mati suri

Di atas Meja Sepi

H 3 R 4
Jakarta, 31/08/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun