A R A H
Pernah di suatu waktu
aku nyaris kehilangan arah
layaknya busur panah
melesat amat cepat
namun tak mengenai
tepat sasaran melainkan
terlebih dahulu terjerembab
dan terkulai di tanah
Kuseret langkah-langkah
berjalan terseok-seok
dengan membopong lelah
menyusuri antah berantah
pada tubuh waktu yang dipenuhi
lebam serta luka-luka lantaran
saling tikam dengan sajam
kejam merejam di antara diam
Aku nyaris ke hilangan arah
tanpa selembar peta
yang jadi pedoman dan
kompas pun seakan turut
terhempas seperti sehelai daun
menguning ditebas parang masa
luluh lantak tanpa disertai teriak
jatuh teramat elegan
di badan waktu nan kaku
Kemana arah kaki jiwa melangkah
layaknya sorang tunawisma
dalam kembara nan terlunta
mengetuk pintu-pintu berpenghuni
namun sayang disayang
tak seorang pun sudi
membuka dan mempersilahkan
demi seteguk kebersamaan
Aku kian kehilangan arah
tersesat semakin dalam
jauh menelusup ke dalam belantara
dipenuhi Serigala-serigala
buas dan lapar sedianya
menanti di tebing
yang tampak menjorok
menerkam hingga daksa binasa
H 3 R 4
Jakarta, 11/08/2022