Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bahari di Nadi

20 Juli 2022   21:08 Diperbarui: 20 Juli 2022   21:29 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahari di Nadi

Lelaki berkulit legam
berkilat dijilat mentari
panas membakar
sorot mata menatap nanar
di antara debur ombak
menabrak karang
menghantam keras
bebatuan pemecah ombak
tersaput licin lumut
lelaki berperawakan mungil
berjalan telanjang kaki
menyusuri garis pantai
menjejak pasir tak jarang
terantuk tajam kerang
mengakrabi aroma anyir
dan darahnya berdesir
laksana diterpa angin pesisir
dalam hati berujar
ini lautku . . .
ini perairanku . . .
ini kepulauanku . . .
dari Sabang sampai Merauke
dari Timor sampai ke Talaud
dari Miangas sampai pulau Rote
tak boleh ada siapapun
mencaplok dengan tamak
ada kilatan api angkara
berkobar di matanya
ada sesayat murka
di urat nadinya
seraya menatap lekat bahari
dari tubuh batang pohon nyiur
yang rebah lantaran
digergaji gerigi masa

H 3 R 4
Jakarta, 20/07/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun