Punggung Kota
Teramat berat beban
tersampir di punggung kota
kota digelayuti segudang masalah
persoalan membelit takada habisnya
Punggung kota kian
sumpek padat dan berjubel
banyak orang mengadu nasib
berduyun bertaruh peruntungan
Kendati berat beban
namun kota tetaplah kota
bermandi pendar cahaya dengan
kerlap-kerlipnya bak kunang-kunang
Tatkala gelap datang
kota yang tak pernah mati
dari hiruk-pikuk orang yang
menetap atau sekedar bertandang
Kota pengharapan
tempat perburuan cuan
dan tempat orang bertaruh
mati-matian pada dadu Tuhan
Usia kota kian menua
dimangsa rayap-rayap waktu
namun nadinya tetap berdenyut
bergeliat berpacu dengan hasrat milik
Para Penghuninya
H 3 R 4
Jakarta, Â 14/5/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H