Segenggam Asa di Gelang Baja
Mereka hadiahiku gelang baja
serta ruang pengap
tempat kubercengkrama nikmati
molek tarian sepi
buatku terkekeh-kekeh sendiri
di kaki mungil curut
yang tengah berlari terbirit-birit
tak ingin kusambit
dan kecoak yang tengah terbang
hinggap di tembok
belah dan rengat berselimut lumut
dan bercak liur air
kian menambah kusam sekusamnya
hari kulalui di lapas
tempat angan seringan helai kapas
terbang di belantara
khayal nan amat mahal yakni bebas
di sela menghitung hari
lalui gelap terang hari lewati ribuan
suntuk tak henti nematuk
dan kerinduan yang mencabik-cabik
laksana sabetan klewang
bawa angan mengawang-ngawang
rindukan tuk pulang
membawa segumpal kerinduan yang
terlanjur membatu
dan rasa yang kian berkarat sebelum
usia dipangkas tamat
H 3 R 4
Jakarta, 14/4/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H