Meniti Jembatan Kayu Berpayung Sendu
kuseret langkah-langkah lelah
meniti jembatan panjang
serasa tak berujung
Sisi kanan kiri pun diapit sehelai
kabut tebal setebal rinduku
kian binal dan bebal
Di antara tapak-tapak kaki masa
aku melangkah seorang diri
berpayung hitam sendu
Berbaju pekat pilu di bawah atap
semesta tengah menjerang
jelaga dalam muram
Aku terus saja melangkah hingga
nun jauh dalam usap lembut
telapak lengan halimun
Dan entah sampai di mana letak
ujungnya hanya terdengar
hela nafas memburu
Nafas-nafas resah di jiwaku
helai kabut yang luruh
selalu kuasa guna
Bangkitkan dan hidupkan kembali
kepingan-kepingan ingatan
yang mendekam dalam
Pusara kenangan
H 3 R 4
Jakarta, 01/04/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H