Sang Guru dan Sepeda Kumbang
Roda-roda menggelinding
hindari jalan berlubang
tatkala papasan
Melibas jalan kampung
bermuka tak rata
lagi koyak
Digoes sepeda kumbang
meski hujan datang
bertandang
Seraya lengan genggam
setumpuk lembar
tugas siswa
Rintik hujan menitik dari
mata langit seragam
turut terpercik
Kian deras gemericik
dipercepat kayuh
laju sepeda tua
Yang terdengar deritnya
laksana hela nafas
milik orangtua
Namun tetap sama saja
lamban ia berlari tak
serupa sembrani
Alhasil menyisa kuyup
di bawah gigil guyur
menusuk pori
Laju sepeda kumbang
berpalang jari-jari
sang guru pun
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!