Lelaki Legam dan Bara di Ubun-Ubun Kepala
Matahari
di atas ubun-ubun kepala
serasa panas terpanggang
jerang tak ubahnya bara
bakar kulit hingga legam
merupa pekat tumpukan arang
Kulit mengelupas
keringat mengucur deras
lantaran panas beringas
rontokan daki nan lekat
tenggorokan rasa tercekat
dan bibir pun memucat
Lelaki berperawakan kecil
lihai laksana kancil
membuat adonan plester
pada susunan hebel
yang masih telanjang
hingga tertutup rapi
Lengan-lengannya yang kapalan
serta sikap yang tak hirau
pada sorot mentari yang bak api
bakar punggung hingga lapisan
kulit terkelupas dan pastinya
terasa nyeri seperti digigit semut api
Perih bukan kepalang namun
tak pernah ia mengeluh
di sela menyeka bulir peluh
di antara lengan meneplok
adonan pasir bercampur semen
hingga seluruh adonan tandas
Di sela jeda rehat ia bakar
batang-batang kretek
disesapnya dalam-dalam
serta diseruputnya
secangkir kopi hitam
hingga menyisa ampas
Lelaki bertubuh mungil
berkawan akrab dengan cangkul
dicangkulnya gundukan pasir
di antara remah-remah harapan
yang diyakininya bahwasannya
rezeki Tuhan selalu ada bagi
HambaNya yang mau berusaha
H 3 R 4
Jakarta, 23/03/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H