Malam Bungkam Hanyut dan Tenggelam
Meniti anak tangga satu persatu
di bawah temaram cahaya lampu
bias sinarnya nyaris sekarat
lantaran dilumat pekat
Kemanapun ia melangkah
pria berjubah senyap acapkali
di kuntit bayangannya sendiri
mengkencani ribuan tubuh sepi
Nikmati suasana senyap
yang ada hanya melodi sepi
dimana dawai-dawainya
membawa hanyut dan tenggelam
Pada malam-malam bungkam
hanya dersik angin sepoy
lembut menyapa tengkuk
serta seakan berbisik lirih
Temani perjalanannya arungi
putaran waktu merobek gelap
hingga jam berukuran raksasa
di tengah kota berdentang kencang
Gemanya seakan menabuh
gedang telinga sontak buat pekak
sejurus kemudian membawanya
berpijak pada realita mematri
Riuh kehidupan di pagi hari
tatkala mentari angkuh bertandang
dan tak segan-segan menendang
seraut wajah malam nan kelam
Buyarkan Angan
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 13/01/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H