Rinai Hujan Menajamkan Serpihan Ingatan
Menatap ke luar jendela
rinai hujan tak kunjung reda
menimpa kaca serta buramkan jendela
menajamkan serpihan-serpihan ingatan
Melelehkan perasaan
di antara genangan kenangan
bawa ingatan terjerembab berkubang
di lumpur waktu melekat teramat kuat
Secangkir genangan pekat
teronggok di meja tak kuasa
hangatkan sepotong jiwa terlunta
laksana selembar selimut hangati daksa
Yang tengah didera
gigil kerinduan teramat sangat
pada sentuhan lembut yang lama
tak pernah lagi kurasa di sela aroma
Tubuh yang sangat kukenali
menguar di penciumanku dan
kerap buat ku jatuh dalam rindu
rindu pada rengkuhmu nan hangat
Sepasang netra ku pun
menerawang jauh menembus
kaca jendela berlapis kabut tebal
setebal rindu yang tak pupus oleh waktu
Kugigit bibir ku di antara
lirih suara hati yang lamat-lamat
kian samar menghadirkan seiris pilu
di sudut kalbu di sela selaksa rindu ku
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 12/01/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H