Baur Kopi
Seruput saja
yang terhidang di meja
sebab disajikan dengan cara
cuma-cuma sebagai pereda dahaga
di antara beribu penat bersarang di raga
Teguk bersama
di sela senda gurau
sebagai penghangat jalinan
kawan di bincang menyegarkan
buang suntuk bersarang di ruas kepala
Reguk dan basuh
tenggorokan nan dahaga
oleh perpaduan genangan rasa
di dalamnya di mana pahit manis
menyatu di genangan serta endapannya
Membunuh waktu
yang serasa lambat bergulir
terperangkap dan tertawan di
ruang beku lagi kaku berkencan dan
asyik masyuk dengan pekerjaan buat jemu
Baur kopi terbitkan
sejumput nikmat tiada tara
larut dalam percakapan diselingi
gelak tawa membumbung ke angkasa
sontak lupa segala problematika yang ada
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakakarta 12/11/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H