Membaca Kelam pada Gelagat Alam
Membaca kelam
pada gelagat alam
terberai gumpalan awan
sewarna kelabu memintal sendu
Sesaat lagi langit
akan meruntuhkan hujan
membasuh serpihan debu di tubuh
bentala yang kian ringkih dan menua
Kelam selimuti lazuardi
dalam dera gigil melumat biru
hingga tak bersisa tertawan netra
yang ada hanyalah hamparan pekat
Mendung tebal bergelayut
membuat kawanan burung sawah
terbang berbalik arah seraya terhuyung
di antara suara gelegar dan cambuk kilat
Hujan akan segera runtuh
menyapu bersih segala kekotoran
pada setiap inchi tubuh bumi membuat
tergenang pada deras genangan kenangan
Hujan yang luruh buatku
lelap diusap selimut kenangan
mengahangatkan meski takada perapian
dengan api merah menyala di sudut ruang
Membaca kelam di antara suram
rindu lama terperam di bulir sekam
hingga kelak dituai bila saatnya tiba
meski di senja usia di waktu tak berjeda
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakakarta, 12/11/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H