Api Asmara
Kau dan aku ibarat
dua batang korek api
digesek hingga terpercik api
lalu membakar diri
menyisa hangus pada
batang korek kayu
rapuh kemudian patah
hingga menjelma serpihan debu
Begitupun kau dan aku
dua hati saling tergesek
hingga terpercik api asmara
bangkitkan gairah jiwa
meletup dahsyatnya seraya
nikmati puncak bahagia
dalam labirin asa seiring
cumbu dan pagut mesra
Hingga benar-benar terbakar
mengawang-ngawang terlempar
ke tempat tertinggi Nirwana
serasa enggan menjejak ke bumi
seraya mereguk manis madu
dari pialang-pialang jiwa
yang semula kering kerontang
hingga basah sebasah jalan
Yang tercurah hujan dari langit
hingga tubuh saling merengkuh
alirkan kehangatan seiring
panas membakar buat menggeliat
seperti ulat memakan dedaunan
yang luruh dari tangkainya
dan akhirnya kau dan aku pun
terkulai lemah bersimbah peluh
Seraya kedua bola mata saling
menatap penuh arti hingga
akhirnya pejam lebih dalam
di malam-malam membelah
disaksikan purnama mengintip
dari balik tirai jendela
yang tersingkap silir angin bertiup
sepoy hingga jatuh dalam lelap
Kau dan aku ibarat
dua batang korek api
yang saling membakar diri
dalam kobaran api asmara
yang menghanguskan
hingga menyisa debu-debu
tertiup deru bayu dan
terberai di udara
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 17 Juni 2021 | 07:42
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H