Pancaroba dan Serpihan Debu Zaman
Musim berganti alami pancaroba
panas terik menyengat
membakar legamkan kulit
Membuat tanah rengat
mencetak belah nan dalam
nampak keras dan kaku
Penghujan tiba mencurahkan
air dari gumpalan kelam awan
menaikan debit air keruhnya
Dipintu-pintu air hingga menjelma
banjir memasuki pemukiman tanpa
pandang bulu semua sama rata
Kebagian jatah banjir tanpa
ba-bi-bu meluber hingga menggenang
dan lama surut dilintasi sampah
Dan curut yang tampak tengah asyik
berenang-renang di air nan kotor
serta kawanan kecoak turut serta
Ramaikan banjir yang melanda
wilayah Ibukota tercinta
sejatinya dari masa ke masa
Zaman tak pernah berubah
hanya orang-orangnya saja
yang terus berubah-ubah
Berganti pemimpin
berganti susunan kabinet
berganti si anu si itu si ono
Tetap saja problematika
akan selalu datang menghinggapi
melingkupi dan mengitarinya
Menatap air tergenang serta
menghirup bau busuk menusuk
sampah menyengat serasa nelangsa
Merupa serpihan debu zaman
rindukan sejuk hembus
angin perubahan
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 12 Juni 2021 | 12:17
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI