Kota dan Belantara Beton Memahat Angkuh
Tinggi menjulang pencakar langit
seakan ingin mencungkil
mata cakrawala
Mencipta belantara beton memahat
angkuh kehidupan milik para
kaum urban kota
Kota yang tak pernah tidur penuh
geliat di waktu malam dengan
sorot lampu menyala
Bak jutaan kunang-kunang berkilau
dengan pendarnya menghiasi
setiap sudut wajah kota
Menyilaukan mata dan hati merupa
surga tawarkan aneka rupa
nikmat yang ada
Bagi mereka yang miliki lembar rupiah
tak segan menggelontorkannya
tanpa peduli deret angka
Kota yang terkadang membuat orang
tersesat di rimbanya hingga
lupa arah pulang
Tempat ribuan mimpi-mimpi singgah
guna mereguk manis hidup
dengan cara mudah
Kota menyaji surgawi tempat para
bidadari malam keluar dari
sarang persembunyian
Kota mencipta kesenjangan sosial
menganga bak terjerembab
kedalam mulut buaya
Membentuk mata rantai kehidupan
siapa kuat ia menjajah dan
siapa lemah ia terinjak
Kota milik orang berpunya segala rupa
uang, kuasa dan digdaya tempat
mereka nyaman didalamnya
Bukan milik kaum melarat yang hidupnya
tercekik kebutuhan hidup layaknya
ikan kekurangan oksigen
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 4 Mei 2021 | 11:12
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H