Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bahasa Kesedihan

3 Mei 2021   07:54 Diperbarui: 3 Mei 2021   07:59 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: ArtStation.com

Bahasa Kesedihan

Bola mata bergerak
seiring kelenjar air mata
memproduksi air mata

Layaknya cucian terperas
menitik perlahan lalu meluncur
kian menderas diseka lengan

Bola mata nampak berkilat
dan berkaca-kaca
menjelma rupa kesedihan

Yang tak kuasa disembunyikan
menggantung di antara sembab
kemudian satu persatu tergelincir

Di pipi nan licin selicin pualam
lalu kristal teramat bening
memecah hingga berderai

Aroma kesedihan teramat kental
sekental pelupuk mata
nan menebal setebal bantal

Kesedihan miliki penggalan
bahasa tersendiri dan menyeduh
air mata meneteskannya dari

Berawal menitik hingga tak berjeda
mengalir basahi pipi seiring
kilatan dari kedua bola mata

Kesedihan tersimpan dalam
kubur hati seiring lengang
di antara gesek dawai sunyi

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 3 Mei 2021 | 07:52

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun