Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bocah Kecil Bertubuh Dekil

29 April 2021   11:04 Diperbarui: 29 April 2021   11:44 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Erwyn Ardyan/500px.com

Bocah Kecil Bertubuh Dekil

Bocah Kecil Bertubuh Dekil
memangku adiknya
yang juga sama dekil

Dengan wajah kusut masai
serta pakaian kumal
menunjukan darimana

Tempatnya berasal
dari kolong langit
bawah jembatan beton

Dari hunian kumuh tempat
sekumpulan orang-orang
tersisih dan terpinggirkan

Bocah Kecil Bertubuh Dekil
dipaksa keadaan menjadi dewasa
dan matang lebih dari usianya

Ditempa kerasnya karang kehidupan
membuatnya jauh terpental
ke lubang-lubang jalanan

Ke dunia yang angkuh dengan
kilatan mata setajam kelewang
menebas kecambah humanis

Mencincangnya bak seonggok
daging busuk berisi belatung
yang menggeliat dan menggelepar

Sekepal tinju pun dilayangkan
menonjok congkaknya mata dunia
yang laksana bumi dan langit

Namun sia-sia tenaga terperah
hingga menangis darah
semua tak membalikan keadaan

Bocah Kecil Bertubuh Dekil
memikul tanggung jawab orangtua
yang tanpa menimbang rasa

Melemparkannya ke jalan
guna mengais belas kasihan
di antara kepingan remah

Mengakrabi pahit getir serta
derita memikul beban hidup
yang kian sesakan dada

Bocah Kecil Bertubuh Dekil
hati kecilnya merintih pedih sebab
roda nasib tak jua berpihak padanya

Membuatnya harus memunguti
harapan yang terserak diantara
tulang-belulang yang serasa retak


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 29 April 2021 | 11:04

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun