Tangis Sesal Seorang Bajingan
Terjerembab di lubang jalanan
berkubang lumpur pekat
serta noktah noda hitam
Tak tau ke mana arah pulang
kerlip serta bias lampu kota menyapa
silaukan mata butakan nurani
Sebab tak ada tempat kembali
serta hangat pelukan sementara
benak kian menghitam sekelam malam
Tak ada penerimaan dalam bingkai
potret keluarga utuh nan harmonis
yang ada hanya benci meraja
Serta nyala api ankara membara
dikipasi deru waktu yang terus melaju
seakan tak berjeda dalam rengkuh masa
Kian jauh pengembaraan
kian tersesat di belantara kehidupan
di lorong-lorong kelam sekelam malam
Menyaji bobrok di sana-sini
terpampang rusak menista diri
sampai kapan hidup seperti ini
Rindukan pulang ke rumah
tempat muara kasih tiada terhingga
tulus mencinta luas tiada batas
Ingin rebahkan kepala di pangkuan
serta basuh telapak kaki telanjang
dan menyeru " Ibu Maafkan Anakmu"
Seraya menangis di pangkuannya
layaknya masa kecilku dahulu
tatkala belum merupa seorang Bajingan
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 31 Maret 2021 | 22:54