Sepenggal Kenangan
Tatkala menatap sepeda Onthel teronggok maka, berkelebat di bentang layar ingatan perihal masa kecilku terdahulu dilalui di kota Jogja.
Betapa Jogja menyimpan sejuta cerita memahat, kebersamaan yang indah antara aku dan Bapak. Kenangan tak lekang oleh waktu.
Kini kenangan itu kembali berputar dan liar menari-nari di beranda benakku, mengajak ingatan menelusuri sepenggal kisah di waktu lalu.
Masih segar dalam ingatan tatkala melintasi jalan, disisi kanan kiri petak-petak sawah tercetak bak hamparan permadani Bumi nan elok.
Di kayuhnya sepeda Onthel dan aku berada dalam boncengannya, sepeda pun melaju ditingkahi derit suaranya membelah jalan berbatu.
Menghindari jalan berisi ranjau-ranjau kotoran kerbau, terus dikayuh melintasi pematang sawah serta melewati jembatan kayu.
Seraya kurengkuh pinggang Bapak kulitnya legam, lantaran terpanggang terik Matahari sebab hari ke hari berjibaku ditengah sawah miliknya.
Ah... Bapak seandainya waktu dapat diputar ulang, aku ingin kembali merajut kebersamaan denganmu. Merenda masa ukir cerita.
Aku rindu masa dahulu masa-masa dimana kehidupan sahaja menempaku. Merasakan denyut kehidupan seirama dalam hangat Jogja.
"Jogja Cinta Dan Rindu Tiada Akhir"
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 17 Maret 2021 | 10:54
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H