Pagi dan Sekeping Syukur
Bulir embun sebening kaca
masih menggantung
di pucuk-pucuk dedaunan
Sebelum akhirnya pecah
menyentuh permukaan tanah
lalu raib di lumat sang surya
Hingga tak bersisa
badan aspal basah dibasuh
hujan menderas semalam
Helai udara sejuk merambat
merasuk indera penciuman
mencuci bersih paru-paru
Sisa-sisa hujan semalam
menggenang di bahu jalan
di muka trotoar di atap genting
Serta di kaca jendela yang berkabut
tebal menghalangi pandangan
diusap dengan telapak lengan
Lirih hati kecil berucap syukur
terima kasih ya Robb hingga hari ini
hamba masih diberi kesempatan
Menghirup nafas kehidupan
menyaksi geliat makhluk-Mu bertebaran
guna mengais kepingan demi kepingan
Rezeki-Mu yang Halal dan Barokah
di atas muka Bumi-Mu
yang Maha Luas tak berbatas
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 10 Maret 2021 | 09:34
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H