Soe Hok Gie
             Â
               ~1~
Kau yang kerapkali garang
mendobrak tembok Tirani
lantang suarakan kebenaran
dari mulut-mulut terkunci
lagi terdzalimi
Kau yang tak pernah tinggal diam
duduk manis di depan layar televisi
melainkan berdiri di barisan terdepan
di antara sapuan gelombang deras
para Demonstran
Kau yang tak bisa melihat sesuatu
bertentangan dengan Nurani berupaya
menghembuskan silir angin perubahan
bagi Pertiwi yang amat dicintai tempat
Bumi dipijak
Kau yang tak sudi tatkala ingin dikebiri
oleh pelacur-pelacur politik serta
rampok-rampok berdasi yang sungguh
tak tahu diri lagi bebal serta miliki
muka tembok
Â
Kau yang keras, lugas serta bernyali
acapkali vokal mengkritisi mereka
yang menduduki Singgasana empuknya
seraya ongkang kaki tak peduli nasib
rakyat jelata
                  ~2~
Kau yang kerap menyambangi alam bebas
dimana gunung-gunung kokoh memancang seraya menggendong berat ransel dipunggung
menghirup udara sejuk di antara tiupan
angin lembah
Kau yang tak jemu menjejakan kaki
di antara terjal lagi berliku jalur pendakian
menapak lereng hingga menggapai puncak
menghirup segar aroma daun pinus
menerabas penciuman
Kau yang gemar menatap kawah-kawah
mengepulkan asap belerang dengan lengan
saling bersedekap serta mulut mengeluarkan
uap dalam gigil dingin menusuk tulang
sendi serta pori
Kau yang acapkali menepi dari hiruk pikuk
kota guna mencumbui hamparan pasir
vulkanik terserak serta menatap jurang
jurang curam menganga bak mulut seekor buaya