Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buta Mata Hati

12 Februari 2021   15:50 Diperbarui: 12 Februari 2021   16:01 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buta Mata Hati

Dua biji mata sejatinya terbuka
membelalak lebar menyaksi rupa dunia
yang kian carut marut diwarnai
ketimpangan sosial disana-sini

Megah bertahta pongah
berjalan tengadah enggan
melihat kebawah menatap
mereka yang dianggap remah

Dua biji mata terbiasa menatap
yang indah-indah bukan yang kumuh
memahat derita kaum papa dimana ketiada berpunyaan hanya sebagai tontonan semata

Kian memperlebar jurang-jurang
menganga mencipta kesenjangan sosial
antara si Miskin dan si Kaya bak tersekat
tembok tinggi sebagai dinding pemisah

Dua biji mata seakan tak bergeming
pada petak gubuk-gubuk di bantaran kali
di bedeng-bedeng samping jalur
perlintasan rel kereta api

Di kolong-kolong jembatan layang
di Belantara Beton dipenuhi gelandangan
di rumah-rumah semi permanen
tempat akhir pembuangan limbah

Dua biji mata enggan menatap realita
yang ada disekitar dan sepertinya
sibuk mengenyangkan perutnya sendiri
menggemukan pundi-pundi rupiah

Miliknya pribadi!

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 12 Februari 2021 | 15:48

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun