Terzina Mata
Tatap mata merunduk ke bawah
seakan tengah memungut remah
jelas tersirat resah gelisah
diterjemah bahasa tubuh
Sorot mata masih tertunduk
seolah sembunyikan kikuk
dalam remang bulu kuduk
di sekitar area tengkuk
Bulir keringat mengucur deras
laksana cucian terperas
dalam embus hela nafas
membuat hati diliputi cemas
Kali pertama netra dibiarkan
menatap seorang perempuan
tanpa mengalihkan pandangan
hingga sosoknya hilang di balik tikungan
Dan menyisa harum
menguar aroma tercium
laksana bunga berkuntum
masih di ujung hidung mendekam
Sebelumnya tatap mata beradu
saling bertemu membuat tersipu
wajah seakan merah bersemu
menahan kecamuk rasa malu
Terzina Mataku harusnya tundukan
pandangan dari serbuan
ribuan anak panah syetan
dihempaskan melalui tatapan
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 28 Januari 2021 | 09:09
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H