Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terzina Mata

28 Januari 2021   09:08 Diperbarui: 28 Januari 2021   09:41 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terzina Mata

Tatap mata merunduk ke bawah
seakan tengah memungut remah
jelas tersirat resah gelisah
diterjemah bahasa tubuh

Sorot mata masih tertunduk
seolah sembunyikan kikuk
dalam remang bulu kuduk
di sekitar area tengkuk

Bulir keringat mengucur deras
laksana cucian terperas
dalam embus hela nafas
membuat hati diliputi cemas

Kali pertama netra dibiarkan
menatap seorang perempuan
tanpa mengalihkan pandangan
hingga sosoknya hilang di balik tikungan

Dan menyisa harum
menguar aroma tercium
laksana bunga berkuntum
masih di ujung hidung mendekam

Sebelumnya tatap mata beradu
saling bertemu membuat tersipu
wajah seakan merah bersemu
menahan kecamuk rasa malu

Terzina Mataku harusnya tundukan
pandangan dari serbuan
ribuan anak panah syetan
dihempaskan melalui tatapan

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 28 Januari 2021 | 09:09

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun