Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menatap Sekawanan Burung Bertengger di Atas Kabel Listrik

16 Januari 2021   15:28 Diperbarui: 16 Januari 2021   16:25 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menatap Sekawanan Burung Bertengger di atas Kabel Listrik

Menatap dari balik kaca jendela
bulir-bulir hujan yang luruh
dan lelehannya menyapu bersih
debu-debu nan lekat

Sepasang netra tertuju pada
sekawanan burung Layang-layang
bertengger di atas kabel listrik
kepak sayapnya mengatup

Dan kuyup menahan gigil
di antara rinai hujan
yang seakan mencungkil
tubuh-tubuh nan mungil

Rinai hujan masih saja luruh
bak serangan anak panah terlontar
dari mata langit melesat amat cepat
menghujam daksa bentala

Sebagian burung masih bertahan
bertengger di kabel listrik
yang panjang melintang
dalam pelukan dingin

Yang serasa mengigit namun
banyak juga yang menyerah kalah
oleh dera hujan yang kian menderas
terbang belingsatan berhamburan

Guna mencari tempat berlindung dari
hujan yang kian meremas
basahi setiap helai demi helai
bulu-bulu nan halus

Langit masih saja menangis dan
seraut wajahnya meramu sendu
air matanya menitik dari mulai rintik
hingga akhirnya mengucur deras

Sekawanan burung liar rindukan
pulang ke sarang sua dengan keluarga
tempat berlindung dari sergapan
gigilnya kerinduan sama sepertiku

Yang rindukan berada
ditengah-tengah keluarga
dalam luasnya pengembaraan
menjelajahi BumiNya seraya

Mengais kepingan Rezeki
guna dibawa pulang dicicipi
bersama keluarga dalam selubung
sahaja mendekap erat jiwa

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 16 Januari 2021 | 15:27

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun