Sejak saat itu suaranya seperti
tercekat di tenggorokan dan terjepit
di langit-langit ketakutan
Dinding trauma sukar dihancurkan
di antara kepal tinjunya yang lemah
di antara nafasnya yang terengah
Masa anak-anak yang indah
koyak dengan aksi bejad orang dewasa
lenyapkan tawa singkirkan rona bahagia
Tak ada celoteh riang
seperti dendang burung kutilang
yang ada kepak sayap yang tanggal bulunya
Luruh ke tanah dihempas angin
membawa aroma anyir luka yang menganga
seiris trauma bersarang menghuni ruas jiwa
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 11 Januari 2021 | 09:48
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H