Bedeng-bedeng Samping Rel
Berjajar hunian semi permanen
beratap seng-seng karatan
kropos lantaran terkena
panas dan hujan
Bangunan ala kadarnya
yang di sana sini dipenuhi
dengan tambal sulam
tripleks rompang dan koyak
Bedeng-bedeng membujur
di sepanjang bentang rel
membuat terkesan kumuh
di samping jalur layanan publik
Bedeng-bedeng sudah ada
sejak lama di mana para
penghuninya beranak pinak
di hunian yang hanya sepetak
Bedeng-bedeng kerapkali
menyimpan kisah pilu
perihal garukan mengharukan
dari aparat yang berwenang
Bedeng-bedeng menggurat
kekhawatiran yang timbul tenggelam
perihal akan datang suatu masa
bangunan dirobohkan oleh si empunya
Hingga akhirnya bedeng-bedeng
rata dengan tanah hanya menyisa
puing-puing reruntuhan dan duka lara
yang teteskan air mata kesedihan
Bedeng-bedeng pun lenyap
namun bukan tanpa perlawanan sengit
disertai dengan amukan dan jeritan
memaki lantaran luapan emosi
Bedeng-bedeng seketika menjelma
ratapan pilu dari sorot mata sendu
terbaca kesedihan menggantung seakan mengganduli relung hati dengan pemberat
Dan rongga dada seakan dipenuhi
dengan gumpalan rasa kecewa
balada kaum tergusur menuai kisah pilu
bertahun menduduki lahan milik si empunya
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 25 Desember 2020 | 12:27