Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Kehidupan

15 Desember 2020   09:46 Diperbarui: 15 Desember 2020   09:51 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Kehidupan

Daun yang telah menguning luruh
berguguran terserak di tanah
tunas muda tumbuh gantikan yang tua

Ada tangisan haru bahagia
jabang bayi terlahir ke Dunia
membelalakkan kedua bola mata

Dengan bening dan binar ceria
seraut wajah tak berdosa
dalam gendongan ibunya

Isak tangisnya membahana
kabarkan pada Dunia bahwasannya
kehidupan baru saja dimulai

Dengan kerjapan mata
serta lenguh disertai gumoh
dalam balutan kulit masih memerah

Namun ada juga derai air mata
lantaran ditinggalkan mereka
yang telah berusia menua

Terbitkan rasa kehilangan dan
dukacita mendalam lantaran
telah begitu banyak kenangan

Ditorehkan pada wajah kehidupan
dalam lembar-lembar kisah keseharian
memahat sedih oleh sebab kehilangan

Sesungguhnya manusia terlahir
dan ditakdirkan menjalani keabadian
hanya saja terkungkung di tubuh yang fana

Dan sesungguhnya kehidupan
tak ubahnya dua sisi mata uang logam
ada kelahiran dan ada pula kematian

Yang keduanya berjalan beriring
dibentang kehidupan di lorong
panjang rahim kelahiran

Dan berakhir di ujung kematian
di liang kuburan yang kelak tergali
tempat peristirahat terakhir

Kelak diatas pusara dipayungi
rindang pohon Kamboja dan ditaburi
sekeranjang doa-doa

* ) Turut Berbelasungkawa RIP

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 15 Desember 2020 | 09:45

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun