Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tarian Hujan pada Bahu Jalan

23 November 2020   18:59 Diperbarui: 23 November 2020   19:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tarian Hujan Pada Bahu Jalan

Bulir-bulir air . . .
riuh berjatuhan di bahu jalan
seperti melonjak-lonjak kegirangan
lantaran rintik terus menitik
seperti tengah merajah pori Bumi
helai dedaunan kuyup kedinginan
bergetar dan kemudian luruh
terpelanting hanyut terbawa arus air

Tanah becek aspal basah . . .
angin menderu berderak dahan
menggoyangkan dedaunan
dihempas air yang tumpah
dari mata langit seperti
tak henti dengan isak tangisnya
yang terus tersedu-sedu
lalu menderas sukar di bendung

Ritmis Tarian Hujan . . .
di atas air yang tergenang
di atas saputan basah
pada tubuh-tubuh lelah
dalam pelukkan erat dingin
mencipta gigil dalam getar bibir
berlindung di balik jas hujan
serta payung-payung terkembang

Menguar aroma tanah basah . . .
sebasah semua yang terguyur
seperti berkubik-kubik air
tercurah kian menderas
dari mega-mega terperah
berwarna kelabu merupa gelap
pada wajah langit yang
tampak gelap berselubung muram

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 23 November 2020 | 18:58

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun