Rinai Hujan Menghujam Pori Bumi
Rinai hujan serupa ribuan jarum menghujam pori Bumi mencipta gaduh, ditingkahi suara petir bergemuruh.
Bulir air menitik lalu pecah berderai di muka aspal, air menggenang membasuh ruas-ruas jalan nan lengang.
Air menggenangi badan jalan kemudian mengalir menuju selokan dan berakhir di muara nan melebar.
Hembus angin kencang menampar dahan, ranting serta dedaunan kuyup kebasahan lantaran air menderas.
Hujan tak berjeda percikkan buih serta riak-riak airnya, membilas wajah aspal dari debu-debu nan tebal.
Rinai hujan ritmis berjatuhan mencipta serbuan gigil, pada bibir bergetar serta lengan saling bersedekap.
Derai hujan tak pernah luput menyirami apapun, yang ada di sekitar dengan bening air sumber kehidupan.
Seperti halnya Batang pohon berdiri kendati di guyur hujan lebat, selebat rindu berkelebat dan sukar di bebat.
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 14 November 2020 | 18:57
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H