Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rinai Hujan Menghujam Pori Bumi

14 November 2020   18:58 Diperbarui: 14 November 2020   19:04 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rinai Hujan Menghujam Pori Bumi

Rinai hujan serupa ribuan jarum menghujam pori Bumi mencipta gaduh, ditingkahi suara petir bergemuruh.

Bulir air menitik lalu pecah berderai di muka aspal, air menggenang membasuh ruas-ruas jalan nan lengang.

Air menggenangi badan jalan kemudian mengalir menuju selokan dan berakhir di muara nan melebar.

Hembus angin kencang menampar dahan, ranting serta dedaunan kuyup kebasahan lantaran air menderas.

Hujan tak berjeda percikkan buih serta riak-riak airnya, membilas wajah aspal dari debu-debu nan tebal.

Rinai hujan ritmis berjatuhan mencipta serbuan gigil, pada bibir bergetar serta lengan saling bersedekap.

Derai hujan tak pernah luput menyirami apapun, yang ada di sekitar dengan bening air sumber kehidupan.

Seperti halnya Batang pohon berdiri kendati di guyur hujan lebat, selebat rindu berkelebat dan sukar di bebat.

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 14 November 2020 | 18:57

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun