Pukul 12 Malam
Sudah seperti biasanya
dan telah menjadi rutinitas
dalam keseharian lalui jalan
yang sama setiap harinya
Selepas pulang bekerja
menjemput rizki di BumiNya
lintasi jalan sunyi
menunggangi kuda besi
Terdengar jangkrik malam
riuh berdendang di antara sela
semak belukar nan rimbun
ditumbuhi batang daun singkong
Mencipta sebuah simfoni
senandung sunyi
bak orkestra mini
di hamparan sepi
Ada terbersit rasa ngeri
sebab jalan jarang dijumpai
kendaraan lalu lalang
lantaran malam merambat tinggi
Samping sisi kiri membujur kali
samping sisi kanan pemukiman
yang pintu-pintunya terkunci dan
tertutup rapat sebab para penghuni
Tenggelam dalam selimut mimpi
dalam peraduan yang nyaman
dalam damai peluk semesta hingga
esok fajar pagi menjelang
Sementara aku jauh malam
masih berada di luar
melibas aspal dalam deru
serbuan lelah mendekam di raga
Untung masih ada purnama
menggantung di langit malam
temaniku sepanjang perjalanan pulang
menuju tempat bernama rumah
Bantal, guling dan kasur nan empuk
Aku amat rindu rebahkan tubuh
kala lelah mendera raga
tidur yang lelap seperti tidur Bayi
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 04 November 2020 | 22:45
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H