Di atas Lempeng Baja ada Rindu Nyaring Berdenting
Bantalan Rel seakan berderak
tatkala di gesek roda Baja
yang tengah melintas dengan cepat
Deru Kereta membahana
seiring riuh ritmis
menyapa gendang telinga
Pintu perlintasan kereta
membuka dan menutup dengan sendiri
di antara derit peluit menyemprit
Kereta lalu lalang gesit berlarian
melesat cepat di atas lempeng baja
menelusuri sepanjang rel
Hingga hanya terlihat ekornya
setelah itu raib dari pandangan mata
menuju Stasiun pemberhentian berikutnya
Membawa serta Debu-debu pekat
beterbangan hinggap di bola mata
menyisakan pedih seiring kucekkan lengan
Bantalan rel berhiaskan
kerikil-kerikil tajam serta
pintu palang perlintasannya
Menambah kental aroma rindu
kusesap seakan menjadi Candu
candu yang tak kuasa hilang begitu saja
Di atas Lempeng Baja
ada rindu nyaring berdenting
sekeping rindu yang hanya untukmu
Diterbangkan angin lalu
jatuh dan luruh di kotamu
Klaten muara Rinduku
***
Hera Veronica
Jakarta | 19 Oktober 2020 | 17:08
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H