Pak Tua dan Sepeda Ontelnya
Tak jemu di kayuhnya sepeda ontel
dengan riang gembira
menuju pasar tradisional tempat
ia biasa menjajakan dagangannya
di Lapak sederhana miliknya
Baginya sepeda ontel
yang di kanan kirinya bertengger
keranjang-keranjang terbuat
dari anyaman bambu merupakan
tempatnya menggantungkan harapan
Akan hari esok yang tak memiliki kepastian
namun baginya rizki dari Allah itu
merupakan suatu hal yang pasti
dan setiap langkahnya adalah
Ladang pahala untuknya
Oleh karena itu dari hari ke harinya
tak lelah ia menjemput rizki
di Bumi Allah yang Maha Luas
ia tegak berdiri di atas kakinya guna
menjadi seorang suami dan ayah yang
Bertanggung jawab penuh pada keluarga
tanpa pernah mengeluh sesukar apapun
kehidupan yang dijalaninya
sebab baginya hasil yang ia dapat
dari berjualan sayur-mayur
Merupakan ketentuan dari Allah
yang diterimanya dengan lapang dada
besar-kecilnya relatif yang terpenting
disyukuri niscaya Allah lipat gandakan
rizki dengan cara yang tak terduga
Begitu selalu yang ada di pikir
seorang lelaki sederhana
yang hanya menjalani hidup
sesuai dengan SkenarioNya
namun tak pernah berputus asa
Semangatnya selalu membara di dada
membuatnya kian giat bekerja
mencari sekeping ridhaNya
serta secercah keberkahan
dalam halalnya sebuah perniagaan
Terbayanglah wajah wanita perkasa
yang menjadi tulang rusuknya
menanti di rumah dengan secangkir
teh hangat racikkan lengan
nan tulus selama puluhan tahun