Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pak Tua dan Sepeda Ontelnya

10 Oktober 2020   11:14 Diperbarui: 10 Oktober 2020   11:42 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Tua dan Sepeda Ontelnya

Tak jemu di kayuhnya sepeda ontel
dengan riang gembira
menuju pasar tradisional tempat
ia biasa menjajakan dagangannya
di Lapak sederhana miliknya

Baginya sepeda ontel
yang di kanan kirinya bertengger
keranjang-keranjang terbuat
dari anyaman bambu merupakan
tempatnya menggantungkan harapan

Akan hari esok yang tak memiliki kepastian
namun baginya rizki dari Allah itu
merupakan suatu hal yang pasti
dan setiap langkahnya adalah
Ladang pahala untuknya

Oleh karena itu dari hari ke harinya
tak lelah ia menjemput rizki
di Bumi Allah yang Maha Luas
ia tegak berdiri di atas kakinya guna
menjadi seorang suami dan ayah yang

Bertanggung jawab penuh pada keluarga
tanpa pernah mengeluh sesukar apapun
kehidupan yang dijalaninya
sebab baginya hasil yang ia dapat
dari berjualan sayur-mayur

Merupakan ketentuan dari Allah
yang diterimanya dengan lapang dada
besar-kecilnya relatif yang terpenting
disyukuri niscaya Allah lipat gandakan
rizki dengan cara yang tak terduga

Begitu selalu yang ada di pikir
seorang lelaki sederhana
yang hanya menjalani hidup
sesuai dengan SkenarioNya
namun tak pernah berputus asa

Semangatnya selalu membara di dada
membuatnya kian giat bekerja
mencari sekeping ridhaNya
serta secercah keberkahan
dalam halalnya sebuah perniagaan

Terbayanglah wajah wanita perkasa
yang menjadi tulang rusuknya
menanti di rumah dengan secangkir
teh hangat racikkan lengan
nan tulus selama puluhan tahun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun