Kuramu Rindu dalam Secawan Anggur
Kuramu rindu dalam secawan anggur
merah laksana genangan telaga darah
dari luka yang terperah
Luka terus mengalir dari tetesan
darah kental sekental ingatan
memantul pada gelas kristal
Begitu jelas dan bening
sebening bulir air mata
menitik menjadi hujan rintik
Kesedihan menggenang
tenang bak air tak ada riaknya
laksana hembus hela nafas
Namun masih saja kuramu rindu
di antara deru simfoni berlagu
mungkin hingga temui titik jemu
Mencipta aksara bisu
selaras larik-larik sendu
di ujung rindu di laju waktu
***
Hera Veronica
Jakarta | 08 Oktober 2020 | 19:28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H