Balada Sopir di Warung Remang-remang
Lintasi berjajar bangunan
semi permanen dengan dipan
memanjang dan teronggok
di beranda rumah
Sang Sopir menghentikan
laju kendaraan di salah satu
hunian lalu memarkirkan
truck berbadan lebar
Di warung remang-remang
hingar bingar musik pesisir
serasa merobek gendang telinga
teramat bising luar biasa
Sang sopir melangkah
hingga di muka rumah
di sambut remaja usia belasan
dengan pakaian kurang bahan
Sebatang kretek terselip
di sela jari nan lentik
tanpa ragu kembang malam
merajuk seraya bergelayut manja
Seraya membuka botol minuman
dengan seulas senyum nakal
sang sopirpun tanpa pikir panjang
langsung menenggak isi cairan
Terkandung dalam botol
beraroma kuat lagi menyengat
di ruang teramat pengap disesaki asap
serta lampu bundar nan menyorot
Yang sebentar-bentar nyala hidup
membuat kepala seakan pening
belum lagi sang pramusaji tak henti
mencekokinya dengan minuman
Semakin banyak botol-botol
minuman terjual semakin besar
keuntungan yang di dapat begitu
yang ada di ruas otak si kembang malam