Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menapak Anak Tangga Sunyi

30 September 2020   21:52 Diperbarui: 30 September 2020   21:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menapak Anak Tangga Sunyi

Menapak satu persatu anak tangga sunyi, menerabas rasa nyeri bergumul dengan pedih sekerat hati.

Seraya memanggul berkarung lara, namun lara tak jua kunjung enyah dari jiwa yang teramat lelah.

Aku melintasi anak tangga sunyi, berkelebat bayang masa lalu. Liar menari-nari dalam ruang benakku.

Masa lalu yang selama ini tertidur lelap, dalam buaian rahim waktu. Maka biarlah tertidur lelap.

Perlahan melongok di muka lorong waktu, tak ada sesiapa di sana. Yang ada hanya selebung pekat.

Aku enggan untuk kian mendekat semua telah usai, terinjak derap kaki waktu nan terus laju.

Tak akan kutunggu kau di pintu waktu, di lorong senyap masa lalu. Di beribu nyeri sayatan lukaku.

Biarlah tangan Tuhan memahat takdirku, sejatinya hidup harus terus laju. Mengubur masa lalu.

Kelak akan ada yang menghapus air mataku, kecup lukaku. Merekahkan senyumku yang lama hilang.

Semoga Tuhan meluluskan pintaku.

***
Hera Veronica
Jakarta | 30 September 2020 | 21:52

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun