Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Don't Cry My Baby!

4 September 2020   12:52 Diperbarui: 4 September 2020   12:41 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Don't Cry My Baby

Tangisan pecah merobek gendang telinga, seiring bulir air mata mengalir deras. Dari manik mata yang lukiskan derita.

Bocah kecil dalam gendongan tak henti menangis, kenyataan menampar keras sang Ibu yang tak sanggup beli susu.

Kemiskinan sedekat nadinya, kesengsaraan menjadi hembusan bagi nafasnya dan derita menjadi makanannya.

Ketiadaa berdayaan melepaskan diri dari jerat kesukaraan yang terasa menghimpit terbitkan setangkup nestapa.

Sorot mata sendu wajah-wajah kaku, hilangkan seulas senyum pada kulit yang bertambah kisut dalam kerut.

Dalam sorot mata terpahat derita, derita yang tak jemu mengitarinya. Sengsara yang tak lelah menguntitnya.

Tangisan kian melengking, ingin rasanya menyumbat liang telinga agar tak terdengar rintihan kelaparan menyayat hati.

Ah seandainya buah dada deras mengucur air susu yang bisa di sesap dengan lahap yang bisa diseruput dengan nikmat.

Terlemparlah Sang Ibu dalam jurang kesedihan yang dalam, seriring menyelinap perasaan berdosa yang menggunung tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun