Pagi, Balai Bambu dan Secangkir Kopi
Teronggok manis Balai Bambu
di pelataran rumahku
guna duduk-duduk
Sesekali terdengar derit khasnya
mengikuti gerak tubuh yang
bebas duduk bersila atau kaki di angkat
Seraya bakar rokok
serta nikmati secangkir kopi hangat
dengan masih diliputi kepulan asap
Di temani roti sumbu
hasil petik di kebun sendiri
sambil bercengkrama dengan pagi
Yang selalu datang menyapa
tanpa pernah alpa
ditingkahi riuh kokok ayam jantan
Berbunyi bersahutan di serambi pagi
pertanda tirai kelam malam
baru saja tersingkap
Pagi yang bening selalu memiliki
cerita tersendiri yang di tuang
dalam larik-larik puisi
***
Hera Veronica
Jakarta | 31 Juli 2020 | 03:25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H