Secercah Cahaya Terang
Aku terdiam membisu
di Bangsal sunyi ini
tatkala secercah cahaya terang
entah dari mana datangnya
tibatiba menghampiriku
tepat berada di hadapanku
dengan pendar menyilaukan
pikirku apakah ini pertanda
telah tiba waktuku
"untuk kembali pulang...?"
Jangan ambil Nyawaku...!
aku belum siap
aku belum memiliki bekal apapun
ucap hatiku lirih seraya bersedih
dengan di dera takut yang amat sangat Â
terlalu banyak waktu tersiasia
hidup jauh dari tuntunan
memperturutkan nafsu duniawi
yang tak pernah ada habisnya
kerapkali menjadi orang yang lalai
dan lagilagi terjerembab dalam liukan
noda, dosa, serta nista
Beri kesempatan sekali lagi
untukku memperbaiki diri
menjadi insan yang lebih baik
tak selalu tergelincir dalam
pekatnya lumpur dosa
seperti keledai dungu yang selalu
mengulangi kesalahan yang sama
bangga atas dosadosa yang telah di perbuat
beri kesempatan padaku berbenah diri
menghias diri dengan rasa malu
rasa malu yang selama ini
menguap lenyap hilang tak bersisa
Beri kesempatan sekali lagi
untuk kukenakan pakaian taq'wa
yang menyelimuti diri dan
menjaga perilaku dari halhal tak terpuji
pakaian terindah yang kelak
akan selalu kukenakan
beri kesempatan sekali lagi
ingin kujalani hidup meniti jalan yang lurus
bukan jalan berkelok bertabur nikmat sesaat
menggadaikan kampung akhirat
"Beri Kesempatan Sekali Lagi!"
***
Hera Veronica
Jakarta | 12 Juli 2020 | 22:00
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H